Prodi Magister Pariwisata FPAR Unud Ajak Mahasiswa Baru Belajar ke Desa Kerta di Gianyar

`

GIANYAR, TIM REDAKSI- Prodi Magister Pariwisata Fakultas Pariwisata Unud melaksanakan kunjungan lapangan ke Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Kamis (25/8). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian matrikulasi mahasiswa baru Prodi Magister Pariwisata yag berjumlah 33 orang.

Pemilihan Desa Kerta sebagai lokasi kegiatan ini didasari oleh pertimbangan bahwa desa ini telah dianggap berhasil mengembangkan desa wisata. Selain itu, desa ini merupakan salah satu desa binaan yang telah mendapat pendampingan Fakultas Pariwisata sejal 2017.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Kerta I Made Gunawan, SP.,  SH., M.Par membeberkan profil Desa Kerta, termasuk pengembangan potensi pariwisatanya. Gunawan menggarisbawahi pentingnya kerjasama berbagai stakeholder dalam pengembangan desa wisata.

“Sehebat apapun pemimpin di desa, tanpa kerjasama dengan pihak lain baik akademisi, atau swasta ataupun stakeholder lain,  kita tidak bisa  membangun. Karena masalah kita di desa cukup banyak sebenarnya”, ujar kepada desa tiga periode itu.

Sedangkan pemaparan materi kedua oleh Owner Yogis Garden, I Made Gunarta.  Gunarta berbagi pengalamannya terkait pengembangan usaha pariwisata seperti Yogis Garden dan berbagai cabang usaha lain yang dimilikinya. Dirinya memang memiliki beberapa usaha yang terintegrasi dengan agro (pertanian). Menurutnya pertanian adalah salah satu aspek sentral dalam pariwisata budaya.

“Saya ingin mengatakan bahwa pertanian itu sebenarnya bukan hanya penunjang pariwisata. Pertanian itu adalah central aspek in tourism. Diisitu ada budayanya, ada ekologinya, ada makanan sehatnya dan sebagainya. Selama ini kita berbicara pariwisata budaya, tapi budaya bertaninya kok belum diekspos”, ungkapnya.

Dirinya juga mengajak mahasiswa untuk bisa berkontribusi bagi desa.

“Saya mengajak agar kita berkontribusi bagi desa. Bagaimana caranya agar anak-anak muda tidak lagi banyak keluar. Kita tidak menyalahkan itu, karena itu juga bagian dari upaya mencari penghidupan yang lebih baik. Namun bagaimana caranya agar setidaknya satu atau dua bisa diberdayakan sehingga tidak keluar (dari desa, red) agar tetap ada yang melanjutkan tradisi di keluarga, atau masyarakat itu. Karena kalau kita mau memperkenalkan Bali itu seperti apa, maka kita harus menunjukan wisdomnya, tradisinya”, ujarnya.

Usai pemaparan materi dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang dan kunjungan singkat ke Kebun Raya Gianyar. Setelah itu, rombongan langsung bertolak kembali menuju Kota Denpasar. (SN/KS)