Torehan Sarat Makna Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan

`

Tak seperti pelukis lainnya, kuas bukanlah satu-satunya alat untuknya mengekspresikan diri. Ngurah Gede Pemecutan menorehkan cat pada canvas menggunakan jemarinya. Sidik jari tergores pada setiap lukisan, membuat karyanya memiliki ciri khas. Selain menjadi ciri khas, sidik jari menjadi penanda karya Ngurah Gede Pemecutan agar tidak dapat dipalsukan. Hal ini karena sidik jari yang dimiliki masing-masing orang berbeda. Permainan warna cerah hingga gelap digunakannya dalam memberikan dimensi.

Ciri khas itu mulai terbangun sejak Ngurah kecil menguping obrolan para pelukis ulung pendahulunya yakni Afandi dan kawan-kawan. "Kalo mau menjadi pelukis, carilah jati dirimu sendiri. Jangan meniru pelukis lain”. Kala itu Ngurah hanya berani mengintip mereka dari balik bilik jendela sembari menganguminya. Ungkapan para pelukis senior iu rupanya terus membayangi pikiran Ngurah kecil. Hingga suatu ketika Ngurah benar-benar menemukan jati dirinya sendiri. Ceritanya benar-benar kebetulan.

Suatu hari seseorang yang mengaku pelukis datang dan mengajak Ngurah untuk melukis di Pantai Kuta. Karena merasa dibohongi, Ia kemudian melukis dihadapannya untuk membuktikan kehebatannya. Hasilnya tidak sesuai dengan harapan Ngurah. Kesal, Ia kemudian mencampur cat dengan jemarinya dan menorehkannya pada lukisannya yang gagal. Torehan itu nampak indah. Ia lalu menyelesaikan lukisan itu meski dengan bantuan kuas. Terduduk Ia bertanya-tanya, “Apa jadinya jika seluruhnya dilukis dengan jari?”. Mencoba mencari tahu, “Sudahkah pelukis lain menggunakan teknik tersebut?”. Banyak buku dibacanya, tapi tak satupun ditemuinya teknik tersebut. Alhasil, hari demi hari, Ia kembangkan teknik melukis dengan jari yang mewujudkan lukisan sidik jari, ciri khasnya. Tak disangka-sangka, ciri khasnya tercipta justru dari luapan amarah Ngurah sendiri.Seluruh koleksi lukisan sidik jari Ngurah Gede Pemecutan kini dapat dilihat di Museum Sidik Jari yang didirikan sejak 1993. Berdiri di Jalan Hayam Wuruk 175, Tanjung Bungkak – Denpasar, museum ini didirikan atas inisasinya dalam menyebarluaskan teknik melukis sidik jari serta memberikan pendidikan kesenian bagi masyarakat luas. Tak berhenti sampai disitu, dalam lingkup museum, Ia juga mendirikan kursus seni lukis, seni Tari Bali, seni Tabuh Gendang, hingga sekolah bagi anak-anak usia dini sampai taman kanak-kanak. 

Ngurah telah mendapat sederet penghargaan atas temuan dan dedikasinya, diantaranya Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) untuk lukisan sidik jari. Teknik melukisnya sendiri telah dipatenkan dan mengukuhkannya sebagai orang yang pertama kali menemukan dan menggunakan teknik tersebut dengan koleksi karya terbanyak.

Cerita tentang dedikasi Ngurah Gede Pemecutan ini rupanya menjadi inspirasi bagi Anggota Tim Redaksi yang melawat ke Museum Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan usai pelatihan penulisan berita di TVRI Bali, Jumat (22/7) kemarin. Mereka tampak tertegun menyaksikan karya seni otentik dan prinsip hidup Ngurah yang menuntunnya “menemukan diri di dalam”.  Semoga kisah Ngurah dan perjuangannya mencari jati diri menjadi teladan bagi anak-anak muda agar berani menjadi diri sendiri.