Kuliah Umum Fakultas Pariwisata Universitas Udayana 2025: Adaptasi, AI, dan 'Human Touch' Jadi Kunci

`

Bukit Jimbaran, 30 September 2025 – Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (Unud) menyelenggarakan Kuliah Umum bertema “Keterampilan Masa Depan di Industri Pariwisata Global” pada Selasa (30/9) di Lecture Building Unud. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa baru Fakultas Pariwisata ini bertujuan membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang perkembangan industri pasca-pandemi dan skill yang dibutuhkan untuk bersaing secara global.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Pariwisata Unud, Ibu Yayu Indrawati, S.S., M.Par., Ph.D. dalam sambutannya menekankan pentingnya kuliah umum ini sebagai bekal awal mahasiswa. Diharapkan para peserta tidak hanya memahami teori dan praktik, tetapi juga mampu beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata di industri pariwisata masa depan.

Tren Pariwisata Pascapandemi: Berkelanjutan Hingga 'Bleisure'

Materi utama disampaikan oleh Gusti Ngurah Agus Adi Putra, General Manager Honai Resort Ubud, dengan Setya Mukti Mahanani, S.Hum., M.Sc bertindak sebagai moderator. Pemateri memaparkan bahwa tren pariwisata global telah mengalami perubahan signifikan pascapandemi. Tren yang semakin menguat meliputi:

  • Wisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism)

  • Wisata Kebugaran (Wellness Tourism)

  • Digital Nomad

  • Bleisure (Business and Leisure Travel)

Selain itu, ia menyoroti bahwa standar pariwisata saat ini berfokus pada sustainability (keberlanjutan). Aspek teknologi juga makin tak terhindarkan, dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) sudah mulai diterapkan, misalnya dalam sistem reservasi.

Skill Wajib Mahasiswa: Adaptasi dan Kombinasi Teknologi-Manusia

Menghadapi gempuran teknologi seperti AI, Agus Adi Putra menegaskan bahwa kunci utama untuk bertahan adalah kemampuan adaptasi dan kejelian dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah (problem solving).

Beberapa keterampilan lain yang disorot sangat penting bagi pemimpin pariwisata di masa depan meliputi:

  • Pengelolaan Uang (Financial Management)

  • Cross Management, yang memungkinkan SDM memiliki pengalaman di berbagai departemen.

  • Digital Storytelling untuk membangun koneksi yang kuat dengan audiens.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya soft skills seperti komunikasi efektif, leadership, critical thinking, teamwork, dan emotional intelligence. Ia memberikan pesan inspiratif, bahwa pariwisata bukan hanya tentang destinasi, tetapi tentang pengalaman yang diciptakan. Kesuksesan karir di pariwisata tidak hanya berarti menjadi “tech expert,” namun menjadi ahli yang mampu mengombinasikan teknologi dengan sentuhan manusia (human touch).

Di akhir sesi, moderator menyimpulkan bahwa mahasiswa baru harus mempersiapkan diri secara holistik. Selain penguasaan teknologi, mereka diwajibkan memiliki soft skills dan public speaking yang baik agar mampu bersaing dalam industri pariwisata global yang dinamis.